Definisi Kepemimpinan Dilihat Dari Berbagai Segi baik islam maupun yang lainnya

Definisi Kepemimpinan Dilihat Dari Berbagai Segi baik islam maupun yang lainnya

A). Kepemimpinan diliaht dari segi Karakter

       Setidaknya ada tujuh karakteristik kepemimpinan profetik yang bisa di uraikan , yaitu antara lain;
1. Memiliki karakter shidiq (jujur).
Kepemimpinan profetik mengedepankan integritas moral (akhlak), satunya kata dan perbuatan, kejujuran, sikap dan perilaku etis. Sifat jujur merupakan nilai-nilai transedental yang mencintai dan mengacu kepada kebenaran yang datangnya dari Allah SWT (Shiddiq) dalam berpikir, bersikap, dan bertindak. Perilaku pemimpin yang "shiddiq" (shadiqun) selalu mendasarkan pada kebenaran dari keyakinannya, jujur dan tulus, adil, serta menghormati kebenaran yang diyakini pihak lain yang mungkin berbeda dengan keyakinannya, bukan merasa diri atau pihaknya paling benar.
2. Memiliki karakter amanah.
Kepemimpinan profetik mengahadirkan nilai-nilai bertanggungjawab, dapat dipercaya, dapat diandalkan, jaminan kepastian dan rasa aman, cakap, profesional dalam melaksanakan tugas kepemimpinannya. Karakter tanggungjawab, terpercaya atau trustworthy (amanah) adalah sifat pemimpin yang senantiasa menjaga kepercayaan (trust) yang diberikan orang lain. Karakter amanah dapat menajamkan kepekaan bathin seorang pemimpin untuk bisa memisahkan antara kepentingan pribadi dan kepentingan publik/organisasi.
3. Memiliki karakter tabligh.
 Kepemimpinan profetik menggunakan kemampuan komunikasi secara efektif, memiliki visi, inspirasi dan motivasi yang jauh ke depan. Seorang pemimpin itu memerlukan kemampuan komunikasi dan diplomasi dengan bahasa yang mudah dipahami, diamalkan, dan dialami orang lain (tabligh). Sosok pemimpin (seperti karakter nabi dan rasul) bahasanya sangat berbobot, penuh visi dan menginspirasi orang lain.


4. Memiliki karakter fathanah (cerdas).
Kepemimpinan profetik itu mempunyai kecerdasan, baik intelektual, emosional maupun spiritual, kreativitas, peka terhadap kondisi yang ada dan menciptakan peluang untuk kemajuan. Sosok pemimpin itu harus cerdas, kompeten, dan profesional (fathanah). Pemimpin yang mengacu sifat fathonah nabi adalah pemimpin pembelajar, mampu mengambil pelajaran/hikmah dari pengalaman, percaya diri, cermat, inovatif tetapi tepat azas, tepat sasaran, berkomitmen pada keunggulan, bertindak dengan motivasi tinggi, serta sadar bahwa yang dijalankan adalah untuk mewujudkan suatu cita-cita bersama yang akan dicapai dengan cara-cara yang etis.
5. Memiliki karekter istiqamah (konsisten/teguh pendirian).
Kepemimpinan profetik mengutamakan perbaikan berkelanjutan (continuous improvement (Istiqamah). Pemimpin yang istiqamah adalah pemimpin yang taat azas (peraturan), tekun, disiplin, pantang menyerah, bersungguh-sungguh, dan terbuka terhadap perubahan dan pengembangan.
6. Memiliki karakter mahabbah (cinta, kasih-sayang).
Kepemimpinan profetik mengutamakan ajaran cinta (mahabbah) bukan kebencian dan pemaksaan. Karakter pemimpin profetik selalu peduli (care) terhadap moral dan kemanusiaan, mudah memahami orang lain/berempati, suka memberi tanpa pamrih (altruistik), mencintai semua makhluk karena Allah, dan dicintai para pengikutnya dengan loyalitas sangat tinggi.
7. Memiliki karakter shaleh/ma'ruf (baik, arif, bijak).
Kepemimpinan profetik adalah wujud sebuah ketaatan kepada Allah dan mendarmabaktikan dirinya untuk kesalehan, kearifan dan kebajikan bagi masyarakatnya. Ketaatan dan keshalehan para nabi atau rasul berpedoman pada wahyu dan mu'jizat dari Allah. Karakter shaleh/arif dapat melahirkan pesona kharismatik yang merupakan ilham dari ilahi, yang terpancar pada permukaan kulit, tutur kata, pancaran mata, sikap, tindakan, dan penampilan. Seorang pemimpin yang shaleh mempunyai kualitas kepribadian individu yang utuh sehingga menyebabkan orang lain menaruh simpati, percaya dan menganut apa yang diinginkannya. Pemimpin shaleh berarti pemimpin yang dirinya diakui pengikut, karena ketaatannya kepada Allah.

B). Dilihat dari segi kepribadian orangnya
Kepemimpinan dan kepribadian bukanlah aspek yang terpisah dalam kehidupan seseorang. Seorang pemimpin yang taatasas adalah mereka yang mampu menciptakan kekuatan dalam kehidupan kepribadiannya sekaligus mampu menciptakan kekuatan dalam kepemimpinannya. Seorang pemimpin akan menyesuaikan irama dan langkahnya dengan semua orang yang bekerjasama dengannya. Karena itu selayaknya kalau anda sebagai pemimpin ingin mengetahui beragam determinan yang berkaitan dengan kepribadian anda. Misalnya, perilaku anda akan mencirikan budaya anda.
        Budaya itu sendiri akan menentukan seberapa jauh anda bersifat atraktif. Beberapa ungkapan agaknya dapat dipakai sebagai bentuk habit (komponen budaya) seorang pemimpin “you are what you talk you are what you eat”;kerja keras, cerdas, dan ikhlas. Dengan demikian jika anda ingin menanamkan nilai-nilai pada budaya organisasi maka pertanyaan mendasar adalah apakah perilaku anda dapat diterima oleh semua orang yang ada di dalam organisasi tersebut Jadi sang pemimpin harus memulai dari dirinya sendiri. Dengan kata lain cara untuk mengubah budaya dalam organisasi adalah dengan mengubah perilaku sang pemimpin itu sendiri.
KEPEMIMPINAN adalah upaya menggerakkan, mempengaruhi, mengelola, dan membawa berita gembira kepada semua orang. Seorang pemimpin itu merupakan tauladan (contoh), inspirator, motivator dan pembangkit semangat bagi para pengikutnya untuk tergerak hatinya, pikirannya dan perbuatannya untuk meraih harapan, cita-cita, tujuan hidup yang terbaik dan mulia.
Kepemimpinan profetik adalah model kepemimpinan yang digali dari cara rasul/nabi memimpin ummatnya. Para nabi dan rasul, sebagai pemimpin umat manusia di muka bumi ini, memiliki beberapa karakter dan sifat yang sangat agung dan mulia. Berbekalkan sifat dan karakter tersebut, maka semua nabi dan rasul sukses membawa perubahan dan kemajuan membangun sikap hidup pengikut dan masyarakatnya sesuai dengan zamannya masing-masing.
Kepemimpinan profetik dipandang sebagai pola kepemimpinan yang paling sukses dalam membentuk sebuah tatanan kehidupan manusia yang berkualitas. Nilai-nilai kepemimpinan profetik seyogyanya dapat ditransformasikan ke dalam model kepemimpinan pada semua lingkup, baik organisasi sosial, organisasi keagamaan, pendidikan, bahkan tata pemerintahan sekali pun.

C). Dilihat dari segi  Hasil kerja
Kinerja, merupakan kata serapan dari bahasa Inggris performance, yang artinya task directed activity, dan the result of such an activity as superior performance (IRA,1983:86). Dari kedua pengertian di atas, kinerja adalah  tugas yang mengacu pada aktivitas dan hasil aktivitas atau hasil kerja. Jadi, performance is defined as the record  of outcomes produced an a specified job function or activity during a specified time period. (Ruky, 2002:63), kemauan dan kemampuan melakukan pekerjaan (Kamars, 1994:85), aktivitas atau perilaku kerja (Anwar, 2004:87), ukuran kerja (Robbins, 1996:214), hasil atau tingkat keberhasilan kerja (Rivai, 2005: 15), yang dilakukan pegawai di suatu lembaga/perusahaan/organisasi kerja (selanjutnya ditulis organisasi kerja), dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan bidang kerja, wewenang, dan tanggung jawabnya, dalam upaya mencapai tujuan organisasi, secara legal, tidak melanggar hukum, sesuai moral dan etik (Sedarmayanti, 2004:175).
Kinerja pegawai merupakan efek logis pegawai (seorang atau sekelompok pegawai) yang didorong oleh atribusi-atribusi baik yang bersifat internal maupun eksternal. Atribusi yang bersifat internal atau disposisional dihubungkan dengan sifat pegawai itu sendiri, misalnya kompetensi, skill, sikap, komitmen, integritas, kematangan, kesadaran, motivasi, minat, dan lain-lain. Atribusi yang bersifat eksternal atau situasional dihubungkan dengan lingkungan seperti tingkat kesulitan tugas, suasana kerja, lingkungan kerja, kepemimpinan, insentif, organisasi kerja, dan lain-lain (Haynes, 1984; Arikunto, S., 1990). Kedua jenis faktor atribusi inilah yang menentukan kinerja pegawai itu baik atau buruk.
Untuk mendapatkan kinerja yang baik dan hasil kerja yang meningkat di suatu organisasi kerja, pegawai harus memenuhi persyaratan atau memiliki:
1.       keahlian dan kemampuan dasar, yaitu sekelompok kemampuan, yang meliputi kemampuan komunikasi, kemampuan teknik, kemampuan konseptua
2.      kualitas pribadi yang meliputi mental, fisik, emosi, watak sosial, sikap, komitmen, integritas, kesadaran, serta perilaku yang baik.  
3.      kemampuan administrasi meliputi kemampuan menganalisis persoalan, memberi pertimbangan, pendapat, keputusan, mengatur sumberdaya, dan berbagai macam kegiatan, lapang dada, sabar, bertisipasi aktif dalam berbagai aktivitas, dan motivasi yang tinggi (Wahjosumidjo, 2001). 
Kinerja pegawai yang baik harus ditopang oleh kualitas professional dalam melaksanakan tugas. Perwujudan kualitas professional harus ditopang oleh jiwa professionalisme sebagai sikap mental pegawai yang senantiasa mendorong dirinya untuk mewujudkan dirinya sebagai pegawai yang professional. Kualitas professional ditunjukkan oleh lima indikator, yaitu:     
(1)                keinginan untuk selalu menempatkan perilaku yang mendekati standar ideal
(2)                meningkatkan, dan memelihara citra profesi,
(3)                keinginan untuk senantiasa mengejar kesempatan pengembangan professional yang dapat meningkatkan dan memperbaiki kualitas pengetahuan dan keterampilan,
(4)                mengejar kualitas dan cita-cita profesi,
(5)                memiliki kebanggaan terhadap profesi (Surya, 2003: 32). Kualitas professional tidak lain merupakan gambaran dari atau berkaitan dengan kematangan pegawai  di suatu organisasi kerja.
 Lebih jauh Hersey dan Blanchard (1982: 179), mendefinisikan bahwa  kematangan kerja bawahan atau pegawai adalah kemampuan dan kemauan pegawai dalam memikul tugas pekerjaan yang menjadi wewenang dan ditanggungjawabi untuk mengarahkan perilakunya sendiri. Kematangan kerja pegawai ini dikaitkan dengan tugas  atau pekerjaan, aktivitas, fungsi, dan peran tertentu yang perlu dilaksanakan, artinya pegawai tidak dapat dikatakan matang atau tidak matang dalam arti menyeluruh. Pada dasarnya, sebagian besar pegawai cenderung kurang matang dalam kaitannya dengan tugas, fungsi, peran, dan sasaran spesifik yang diupayakan pemimpin untuk diselesaikan melalui pegawainya atau bawahannya. Berdasarkan uraian di atas, dapatlah diinduksi, bahwa kematangan pegawai terkait dengan dua aspek yaitu
(1) aspek kemampuan kerja pegawai, dan
(2) aspek kemauan kerja pegawai

 

D). Diliat dari segi Kompetensi minat

Suatu persyaratan penting bagi efektivitas atau kesuksesan pemimpin (kepemimpinan) dan manajer (manajemen) dalam mengemban peran, tugas, fungsi, atau pun tanggung jawabnya masing-masing adalah kompetensi. Konsep mengenai kompetensi untuk pertamakalinya dipopulerkan oleh Boyatzis (1982) yang didefinisikan kompetensi sebagai “kemampuan yang dimiliki seseorang yang nampak pada sikapnya yang sesuai dengan kebutuhan kerja dalam parameter lingkungan organisasi dan memberikan hasil yang diinginkan”. Secara historis perkembangan kompetensi dapat dilihat dari beberapa definisi kompetensi terpilih dari waktu ke waktu yang dikembangkan oleh Burgoyne (1988), Woodruffe (1990), Spencer dan kawan-kawan (1990), Furnham (1990) dan Murphy (1993).

Beberapa pandangan di atas mengindikasikan bahwa kompetensi merupakan karakteristik atau kepribadian (traits) individual yang bersifat permanen yang dapat mempengaruhi kinerja seseorang. Selain traits dari Spencer dan Zwell tersebut, terdapat karakteristik kompetensi lainnya, yaitu berupa motives, self koncept (Spencer, 1993), knowledge, dan skill ( Spencer, 1993; Rothwell and Kazanas, 1993). Menurut review Asropi (2002), berbagai kompetensi tersebut mengandung makna sebagai berikut : Traits merunjuk pada ciri bawaan yang bersifat fisik dan tanggapan yang konsisten terhadap berbagai situasi atau informasi. Motives adalah sesuatu yang selalu dipikirkan atau diinginkan seseorang, yang dapat mengarahkan, mendorong, atau menyebabkan orang melakukan suatu tindakan. Motivasi dapat mengarahkan seseorang untuk menetapkan tindakan-tindakan yang memastikan dirinya mencapai tujuan yang diharapkan (Amstrong, 1990). Self concept adalah sikap, nilai, atau citra yang dimiliki seseorang tentang dirinya sendiri; yang memberikan keyakinan pada seseorang siapa dirinya. Knowledge adalah informasi yang dimilki seseorang dalam suatu bidang tertentu. Skill adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas tertentu, baik mental atau pun fisik


E). Dilihat dari segi Pengetahuan
Pengetahuan dan praktik dasar-dasar kepemimpinan diperlukan dalam mengarahkan dan memimpin staf untuk melaksanakan semua aktivitas (tugas-tugas) dalam organisasi, yang diseimbangkan dengan kompertensi, sistem pendukung organisasi serta  pas (fit) dengan paradigm yang mencerminkan karakteristik lingkungan terkini (yang cepat sekali berubah)  di mana organisasi itu berperan.
Kepemimpinan adalah perilaku yang dimiliki seorang pemimpin yang menggambarkan kemampuan unuk  mempengaruhi orang lain (staf/anggota organisasi) dalam melaksanakan aktivitasnya, sehingga tujuan organisasi (share goal) dapat dicapai. Dalam kondisi lingkungan organisasi saat ini yang sangat cepat berubah maka dibutuhkan pemimpin   yang selalu dapat  mengikuti perubahan2 tersebut sebagai bentuk tantangan yang harus diselesaikan untuk mencapai tujuan bersama (organisasi) tersebut.
Kompetensi kepemimpinan perlu dikembangkan berdasarkan ilmu dan pengetahuan yang dibangun untuk dapat selalu mengikuti perubahan lingkungan organisasi.

F). Dilihat dari segi Pemahaman
Pengertian tentang arti dan hakekat kepemimpinan sangat penting bagi seorang pemimpin. Sebab sadar atau tidak sadar, sengaja atau tidak sengaja, kepemimpinan yang dipraktikkan seorang pemimpin akan diwarnai oleh pemahaman internalnya tentang arti kepemimpinan itu sendiri.
Menurut Henry Pratt Fairchild, pemimpin adalah seorang pribadi yang memilki kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakapan/ kelebihan disatu bidang sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untu bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai satu atau beberapa tujuan.
Tetapi berbeda dengan pendapat yang diberikan Kartini Kartono tentang makna seorang pemimpin. Menurutnya pemimpin adalah mereka yang memimpin dengan jelas memprakarsai tingkah laku social dengan mengatur, menunjukan, mengorganisir atau mengontrol usaha/upaya orang lain, atau melalui prestise, kekuasaan, atau posisinya. Namun dirnya mendefinisiannya dengan jelas makna seorang pemimpin adalah pemimpin sebagai pribadi yang meilki kecakapan khusus, dengan atau tanpa pengakatan resmi dapat mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya, unutk melakukan sesuatu mencapai sasaran-sasaran tertentu.
G). Dilihat dari segi Ketrampilan
Keterampilan Kepemimpinan
Ø  Technical skills berarti suatu kemampuan yang dimiliki oleh sorang pemimpin untuk melaksanakan suatu pekeerjaan. Walaupun seseorang wirausaha merupakan pemimpin yang dapat menyuruh orang lain mengerjakan sesuatu pekerjaan namun dia harus mampu melaksanakan pekerjaan yang dilakukan ole karyawanya. Keterampilan tersebut, misalnya kemammpuan pembukuan keuangan, menngoperasikan computer, menggunakan beberapa alat sederhana, dan sebagainya.
Ø  Human Skills berarti kemampuan untuk bekerja sama dan membangun tim kerja bersama orang orang lain..
Ø  Conceptual Skills (Keterampilan Konsep), berarti seorang wirausaha harus mampu berfikir dan mengungkapkan pemikiranya dalam bentuk model kerangka kerja dan konsep konsep lain dalam memudahkan pekerjaan.(keterampilan pemimpin_)

H). Dilihat dari segi Pandangan hidup
Setiap manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup itu bersifat kodrati karena ia menentukan masa depanseseorang. Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjukhidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarahmenurut waktu dan tempat hidupnya. Dengan demikian pandangan hidup itu bukanlah timbul seketika atau dalam waktuyang singkat saja, melainkan melalui proses waktu yang lama dan terus menerus, sehingga hasil pemikiran itu dapat diujikenyataannya. Hasil pemikiran itu dapat diterima oleh akal, sehingga diakui kebenarannya. Atas dasar itu manusiamenerima hasil pemikiran itu sebagai pegangan, pedoman, arahan, atau petunjuk yang disebut pandangan hidup.
Pandangan hidup berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :
1.      Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya
2.      Pandangan hidup yang berupa ideology yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada suatuNegara.
3.      Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
Apabila pandangan hidup itu diterima oleh sekelompok orang sebagai pendukung suatu organisasi, maka panandanganhidup itu disebut ideology. Pandangan hidup pada dasarnya mempunyai unsure-unsur yaitu : cita-cita, kebajikan, usaha,keyakinan/kepercayaan.
CIta-cita ialah apa yang diinginkan yang mungkin dapat dicapai dengan usaha atau perjuangan.
Tujuan yang hendak dicapai ialah kebajikan, yaitu segala hal yang baik yang membuat manusia makmur, bahagia, damai,tentram.
Usaha atau perjuangan adalah kerja keras yang dilandasi keyakinan/kepercayaan. Keyakinan/kepercayaan diukur dengan kemampuan akal, kemampuan jasmana, dan kepercayaan kepada Tuhan.

I). Dilihat dari segi Makna Pelayan
Definisi kepemimpinan pelayanan Kata pelayan dan pemimpin sering dianggap sesuatu yang berlawanan, bila digabung, maka lahir konsep kepemimpinan pelayan memberi kerangka kerja yang memampukan banyak individu untuk dapat memberi bantuan dalam memperbaiki cara memperlakukan pihak lain yang bekerja diberbagai organisasi. Kepemimpinan pelayan memberi harapan dan bimbingan demi terciptanya pengembangan manusia di era baru ini. hubungan antara pencapaian makna hidup dengan kepemimpinan pelayan adalah pada perilaku pemimpin pada pengikut atau pada organisasi  
Ada beberapa pengertian kepemimpinan pelayan, menurut beberapa tokoh administrasi Negara, anata lain :
Menurut Robert Greenleaf, 1970: kepemimpinan pelayan merupakan model kepemimpinan yang memperioritaskan pelayanan kepada pihak lain, baik kepada pegawai (anggota) organisasi, pelangan, maupun masyarakat. Kepemimpinan pelayan ditandai dengan meningkatnya keinginan melayani pihak lain dengan melakukan pendekatan menyeluruh pada pekerjaan, komunitas, dan proses pengambilan keputusan yang melibatkan semua pihak. Esesiensi dari model ini adalah melayani orang lain, yaitu pelayanan kepada pegawai, pelanggan, dan masyarakat sebagai perioritas utama. (Sedarmayanti. 2009. Hal, 202).
Sedangkan didalam buku Servant Ledership, kepemimpinan pelayan berawal dari perasaan yang tulus yang timbul dari hati, berkehedak melayani, yaitu menjadi pihak pertama yang melayani. Pilihan bersal dari suara hati, kemudian menghadirkan hasrat ingin menjadi pemimpinperbedaan pelayanan yang diberikan adalah memastikan kebutuhan pihak lain dapat dipenuhi, yaitu menjadikan mereka sebagai orang yang labih dewasa, sehat, bebas, dan otonom, akhirnya menjadi pemimpin berikutnya.
Menurut Hector Ruiz, tugas pemimpin adalah melayani, pemimpin terbaik adalah pelayan terbaik, kepemimpinan merupakan pendekatan baru. Kepemimpinan pelayan adalah model kepemimpinan yang mencoba secara simultan meningkatkan pertumbuhan personal pegawai dan memperbaiki kualitas pelayanan organisasi melalui kombinasi kerja sama tim dan pengembangan komunitas, keterlibatan personal dalam proses pembuatan keputusan, serta perilaku peduli dan etis. (Sedarmayanti. 2009. Hal, 202).
Menurut Spears, 1995, karakteristik yang membedakan kepemimpinan pelayan dengan kepemimpinan yang lain adalah keinginan untuk melayani hadir sebelum adanya keinginan untuk memipin. (Sedarmayanti. 2009.203).
Konsep kepemimpinan pelayan adalah konsep yang mengubah pendekatan kepemimpinan secara revolusioner dan pribadi, konsep ini bukan perbaikan serba cepat atas dasar persoalan yang dihadapi pemimpin. Kepemimpinan pelayan mengguanakan pendekatan mendasar dan bersifat jangka panjang. Tujuan utama kepemimpinan pelayan  adalah melayani dan memenuhi kebutuhan pihak lain, yang secara optimal seharusnya menjadi motivasi utama kepemimpinan. (Sedarmayanti. 2009. Hal 203).
Model Perilaku dan Fokus Utama Pemimpin Pelayan Pengembangan pegawai Tindakan pemimpin secara aktif dan terus-menerus mengembangkan pegawai/ anggota organisasi akan menciptakan kepuasan kerja dan meningkatkatnya kemitmen organisasi, selain membuat visi bersama dan deskripsi pekerjaan berbasis pekerjaannya secara signifikan. Penciptaan Nilai Tambah bagi Pelanggan Pegawai yang tingkat kepuasan dan komitmennya tinggi terhadap pekerjaan dan organisasi serta memiliki performansi kerja baik, otomatis terus berusaha melayani pelanggan dengan segenap hati.Terciptanya Kepuasan Pelanggan Nilai tambah yang diberikan organisasi melalui pegawai kepada pelanggan membuat pelanggan puas akan produk/ jasa yang mereka beli. Kepuasan yang dihasilkan dan tercipta dalam berbagai kesempatan akan membuat pegawai loyal dank omit pada organisasi.
Keberhasilan Organisasi berkesinambungan Proses keberhasilan untuk meningkatkan pendapatan dan keuntungan organisasi akan terjadi terus-menerus, dan diperkuat, sehingga mengakibatkan keberhasilan abadi. (Sedarmayanti. 2009. Hal. 204).
Karakteristik Pemimpin Pelayan Menurut Larry Spears, 1995, antara lain:
-          Mendengarkan
-          Empati
-          Menyembuhkan
-          Kesadaran diri
-          Persuasif
-          Konseptualisasi
-          Kemampuan melihat masa depan (memiliki visi)
-          Kemapuan melayani
-          Kemitmen pada pertumbuhan individu
-          Membangun komunitas (Sedarmayanti. 2009. Hal. 206-207).
 Sedangkan Menurut Jim Laub, 1999, antara lain :
-          Menghargai orang lain
-          Mengembangkan orang lain
-          Mengambangkan komunitas
-          Memperlihatkan autensitas
-      Memberikan kepemimpinan Berbagi kepemimpinan.

Model dan Karakteristik Pemimpin Pelayan Menurut Kathlen Patterson, 2003 Cinta kasih Pemimpin melakukan sesuatu yang baik dengan alasan benar pada saat tepat
Rendah ahti Kemampuan menjaga keseimbangan anatara kemapuana yang dimiliki dan kesadaran bahwa apa yang telah dicapai pemimpin dapat terjadi karena kemampuan dan sumbangsih pengikut, bukan karena diri sendiri Altruisme Tindakan membantu orang lain secara tulus Memiliki visi Pemimpin membangun visi organisasi melalui visi pengikut secara agregasi Rasa percaya Pengikut percaya bahwa bekerja di organisasi dengan pemimpin pelayan akan mengarah pada tercapainya visi pengikut. Memberdayakan pihak lain
Mempercayakan kekuasaan kepada pihak lain, kemudian menyatakannya. Membuat setiap pengikut merasa berarti, penting dalam organisasi dan pekerjaannya, menekankan pada kerja sama tim, menghargai kasih dan persamaan Melayani Pelayanan harus menjadi fungsi utama kepemimpinan, bukan berdasar kepentingan diri tetapi lebih pada kepentingan orang lain. (Sedarmayanti. 2009. Hal. 208-209).

Komentar

  1. Hotels near the Seminole Hard Rock Hotel & Casino, Florida
    Hotels 1 - 12 of 65 — Looking for hotels near Seminole 룰렛 돌리기 Hard Rock Hotel & 광명 출장안마 Casino, Florida? Choose from 군포 출장안마 9 hotels within a 15 minute 진주 출장마사지 walk. 의정부 출장샵

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH ADMINISTRASI KEUANGAN

MAKALAH LOMPAT JAUH

IMPLEMENTASI PROGRAM PENGENTASAN FAKIR MISKIN MELALUI KELOMPOK USAHA BERSAMA PADA DINAS SOSIAL TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN LOMBOK TIMUR