Definisi Kepemimpinan Dilihat Dari Berbagai Segi baik islam maupun yang lainnya
Definisi Kepemimpinan Dilihat Dari Berbagai Segi baik islam maupun yang lainnya
A). Kepemimpinan diliaht dari segi Karakter
Setidaknya
ada tujuh karakteristik kepemimpinan profetik yang bisa di uraikan , yaitu
antara lain;
1. Memiliki karakter shidiq
(jujur).
Kepemimpinan
profetik mengedepankan integritas moral (akhlak), satunya kata dan perbuatan,
kejujuran, sikap dan perilaku etis. Sifat jujur merupakan nilai-nilai
transedental yang mencintai dan mengacu kepada kebenaran yang datangnya dari
Allah SWT (Shiddiq) dalam berpikir, bersikap, dan bertindak. Perilaku pemimpin
yang "shiddiq" (shadiqun) selalu mendasarkan pada kebenaran dari
keyakinannya, jujur dan tulus, adil, serta menghormati kebenaran yang diyakini
pihak lain yang mungkin berbeda dengan keyakinannya, bukan merasa diri atau
pihaknya paling benar.
2. Memiliki karakter amanah.
Kepemimpinan
profetik mengahadirkan nilai-nilai bertanggungjawab, dapat dipercaya, dapat
diandalkan, jaminan kepastian dan rasa aman, cakap, profesional dalam
melaksanakan tugas kepemimpinannya. Karakter tanggungjawab, terpercaya atau trustworthy
(amanah) adalah sifat pemimpin yang senantiasa menjaga kepercayaan (trust) yang
diberikan orang lain. Karakter amanah dapat menajamkan kepekaan bathin seorang
pemimpin untuk bisa memisahkan antara kepentingan pribadi dan kepentingan
publik/organisasi.
3. Memiliki karakter tabligh.
Kepemimpinan profetik menggunakan kemampuan
komunikasi secara efektif, memiliki visi, inspirasi dan motivasi yang jauh ke
depan. Seorang pemimpin itu memerlukan kemampuan komunikasi dan diplomasi
dengan bahasa yang mudah dipahami, diamalkan, dan dialami orang lain (tabligh).
Sosok pemimpin (seperti karakter nabi dan rasul) bahasanya sangat berbobot,
penuh visi dan menginspirasi orang lain.
4. Memiliki karakter fathanah
(cerdas).
Kepemimpinan
profetik itu mempunyai kecerdasan, baik intelektual, emosional maupun
spiritual, kreativitas, peka terhadap kondisi yang ada dan menciptakan peluang
untuk kemajuan. Sosok pemimpin itu harus cerdas, kompeten, dan profesional
(fathanah). Pemimpin yang mengacu sifat fathonah nabi adalah pemimpin
pembelajar, mampu mengambil pelajaran/hikmah dari pengalaman, percaya diri,
cermat, inovatif tetapi tepat azas, tepat sasaran, berkomitmen pada keunggulan,
bertindak dengan motivasi tinggi, serta sadar bahwa yang dijalankan adalah
untuk mewujudkan suatu cita-cita bersama yang akan dicapai dengan cara-cara
yang etis.
5. Memiliki karekter istiqamah (konsisten/teguh
pendirian).
Kepemimpinan
profetik mengutamakan perbaikan berkelanjutan (continuous improvement
(Istiqamah). Pemimpin yang istiqamah adalah pemimpin yang taat azas
(peraturan), tekun, disiplin, pantang menyerah, bersungguh-sungguh, dan terbuka
terhadap perubahan dan pengembangan.
6. Memiliki karakter mahabbah (cinta,
kasih-sayang).
Kepemimpinan
profetik mengutamakan ajaran cinta (mahabbah) bukan kebencian dan pemaksaan.
Karakter pemimpin profetik selalu peduli (care) terhadap moral dan kemanusiaan,
mudah memahami orang lain/berempati, suka memberi tanpa pamrih (altruistik),
mencintai semua makhluk karena Allah, dan dicintai para pengikutnya dengan
loyalitas sangat tinggi.
7. Memiliki karakter shaleh/ma'ruf
(baik, arif, bijak).
Kepemimpinan
profetik adalah wujud sebuah ketaatan kepada Allah dan mendarmabaktikan dirinya
untuk kesalehan, kearifan dan kebajikan bagi masyarakatnya. Ketaatan dan
keshalehan para nabi atau rasul berpedoman pada wahyu dan mu'jizat dari Allah.
Karakter shaleh/arif dapat melahirkan pesona kharismatik yang merupakan ilham
dari ilahi, yang terpancar pada permukaan kulit, tutur kata, pancaran mata,
sikap, tindakan, dan penampilan. Seorang pemimpin yang shaleh mempunyai
kualitas kepribadian individu yang utuh sehingga menyebabkan orang lain menaruh
simpati, percaya dan menganut apa yang diinginkannya. Pemimpin shaleh berarti
pemimpin yang dirinya diakui pengikut, karena ketaatannya kepada Allah.
B). Dilihat
dari segi kepribadian orangnya
Kepemimpinan
dan kepribadian bukanlah aspek yang terpisah dalam kehidupan seseorang. Seorang
pemimpin yang taatasas adalah mereka yang mampu menciptakan kekuatan dalam
kehidupan kepribadiannya sekaligus mampu menciptakan kekuatan dalam
kepemimpinannya. Seorang pemimpin akan menyesuaikan irama dan langkahnya dengan
semua orang yang bekerjasama dengannya. Karena itu selayaknya kalau anda
sebagai pemimpin ingin mengetahui beragam determinan yang berkaitan dengan
kepribadian anda. Misalnya, perilaku anda akan mencirikan budaya anda.
Budaya itu sendiri akan menentukan seberapa jauh anda bersifat atraktif.
Beberapa ungkapan agaknya dapat dipakai sebagai bentuk habit (komponen budaya)
seorang pemimpin “you are what you talk you are what you eat”;kerja keras,
cerdas, dan ikhlas. Dengan demikian jika anda ingin menanamkan nilai-nilai pada
budaya organisasi maka pertanyaan mendasar adalah apakah perilaku anda dapat
diterima oleh semua orang yang ada di dalam organisasi tersebut Jadi sang
pemimpin harus memulai dari dirinya sendiri. Dengan kata lain cara untuk
mengubah budaya dalam organisasi adalah dengan mengubah perilaku sang pemimpin
itu sendiri.
KEPEMIMPINAN
adalah upaya menggerakkan, mempengaruhi, mengelola, dan membawa berita gembira
kepada semua orang. Seorang pemimpin itu merupakan tauladan (contoh),
inspirator, motivator dan pembangkit semangat bagi para pengikutnya untuk
tergerak hatinya, pikirannya dan perbuatannya untuk meraih harapan, cita-cita,
tujuan hidup yang terbaik dan mulia.
Kepemimpinan
profetik adalah model kepemimpinan yang digali dari cara rasul/nabi memimpin
ummatnya. Para nabi dan rasul, sebagai pemimpin umat manusia di muka bumi ini,
memiliki beberapa karakter dan sifat yang sangat agung dan mulia. Berbekalkan
sifat dan karakter tersebut, maka semua nabi dan rasul sukses membawa perubahan
dan kemajuan membangun sikap hidup pengikut dan masyarakatnya sesuai dengan
zamannya masing-masing.
Kepemimpinan
profetik dipandang sebagai pola kepemimpinan yang paling sukses dalam membentuk
sebuah tatanan kehidupan manusia yang berkualitas. Nilai-nilai kepemimpinan
profetik seyogyanya dapat ditransformasikan ke dalam model kepemimpinan pada
semua lingkup, baik organisasi sosial, organisasi keagamaan, pendidikan, bahkan
tata pemerintahan sekali pun.
C). Dilihat dari segi Hasil kerja
Kinerja, merupakan kata serapan dari bahasa Inggris performance,
yang artinya task directed activity, dan the result of such an
activity as superior performance
(IRA,1983:86). Dari kedua
pengertian di atas, kinerja adalah tugas yang mengacu pada aktivitas dan
hasil aktivitas atau hasil kerja. Jadi, performance is defined as the
record of outcomes produced an a specified job function or activity
during a specified time period. (Ruky, 2002:63),
kemauan dan kemampuan melakukan pekerjaan (Kamars,
1994:85), aktivitas atau perilaku kerja (Anwar, 2004:87), ukuran kerja
(Robbins, 1996:214), hasil atau tingkat keberhasilan kerja (Rivai, 2005: 15),
yang dilakukan pegawai di suatu lembaga/perusahaan/organisasi kerja (selanjutnya
ditulis organisasi kerja), dalam melaksanakan tugasnya
sesuai dengan bidang kerja, wewenang, dan tanggung jawabnya, dalam upaya
mencapai tujuan organisasi, secara legal, tidak
melanggar hukum, sesuai moral dan etik (Sedarmayanti, 2004:175).
Kinerja pegawai merupakan efek logis pegawai (seorang atau sekelompok
pegawai) yang didorong oleh atribusi-atribusi baik yang bersifat internal
maupun eksternal. Atribusi yang bersifat internal atau disposisional
dihubungkan dengan sifat pegawai itu sendiri, misalnya kompetensi, skill,
sikap, komitmen, integritas, kematangan, kesadaran, motivasi, minat, dan
lain-lain. Atribusi yang bersifat eksternal atau situasional dihubungkan dengan
lingkungan seperti tingkat kesulitan tugas, suasana kerja, lingkungan kerja, kepemimpinan,
insentif, organisasi kerja, dan lain-lain (Haynes, 1984; Arikunto, S., 1990).
Kedua jenis faktor atribusi inilah yang menentukan kinerja pegawai itu baik
atau buruk.
Untuk mendapatkan kinerja yang baik dan hasil kerja
yang meningkat di suatu organisasi kerja, pegawai harus memenuhi persyaratan
atau memiliki:
1.
keahlian dan kemampuan dasar, yaitu sekelompok
kemampuan, yang meliputi kemampuan komunikasi, kemampuan teknik, kemampuan
konseptua
2.
kualitas
pribadi yang meliputi mental, fisik, emosi, watak sosial, sikap, komitmen,
integritas, kesadaran, serta perilaku yang baik.
3.
kemampuan
administrasi meliputi kemampuan menganalisis persoalan, memberi pertimbangan,
pendapat, keputusan, mengatur sumberdaya, dan berbagai macam kegiatan, lapang dada, sabar, bertisipasi aktif
dalam berbagai aktivitas, dan motivasi yang tinggi (Wahjosumidjo, 2001).
Kinerja pegawai yang baik harus ditopang oleh kualitas professional dalam melaksanakan tugas.
Perwujudan kualitas professional harus ditopang oleh jiwa professionalisme
sebagai sikap mental pegawai yang senantiasa mendorong dirinya untuk mewujudkan
dirinya sebagai pegawai yang professional. Kualitas professional ditunjukkan
oleh lima indikator, yaitu:
(1)
keinginan
untuk selalu menempatkan perilaku yang mendekati standar ideal
(2)
meningkatkan,
dan memelihara citra profesi,
(3)
keinginan
untuk senantiasa mengejar kesempatan pengembangan professional yang dapat
meningkatkan dan memperbaiki kualitas pengetahuan dan keterampilan,
(4)
mengejar
kualitas dan cita-cita profesi,
(5)
memiliki
kebanggaan terhadap profesi (Surya, 2003:
32). Kualitas professional tidak lain
merupakan gambaran dari atau berkaitan dengan kematangan pegawai di suatu
organisasi kerja.
Lebih jauh Hersey dan
Blanchard (1982: 179), mendefinisikan bahwa kematangan kerja bawahan atau
pegawai adalah kemampuan dan kemauan pegawai
dalam memikul tugas pekerjaan yang menjadi wewenang dan ditanggungjawabi untuk
mengarahkan perilakunya sendiri. Kematangan kerja pegawai ini dikaitkan dengan
tugas atau pekerjaan, aktivitas, fungsi, dan peran tertentu yang perlu
dilaksanakan, artinya pegawai tidak dapat dikatakan matang atau tidak matang
dalam arti menyeluruh. Pada dasarnya, sebagian besar pegawai cenderung kurang
matang dalam kaitannya dengan tugas, fungsi, peran, dan sasaran spesifik yang
diupayakan pemimpin untuk diselesaikan melalui pegawainya atau bawahannya.
Berdasarkan uraian di atas, dapatlah diinduksi, bahwa kematangan pegawai
terkait dengan dua aspek yaitu
(1) aspek kemampuan kerja pegawai, dan
D). Diliat dari segi Kompetensi minat
Suatu persyaratan penting bagi efektivitas atau kesuksesan pemimpin (kepemimpinan) dan manajer (manajemen) dalam mengemban peran, tugas, fungsi, atau pun tanggung jawabnya masing-masing adalah kompetensi. Konsep mengenai kompetensi untuk pertamakalinya dipopulerkan oleh Boyatzis (1982) yang didefinisikan kompetensi sebagai “kemampuan yang dimiliki seseorang yang nampak pada sikapnya yang sesuai dengan kebutuhan kerja dalam parameter lingkungan organisasi dan memberikan hasil yang diinginkan”. Secara historis perkembangan kompetensi dapat dilihat dari beberapa definisi kompetensi terpilih dari waktu ke waktu yang dikembangkan oleh Burgoyne (1988), Woodruffe (1990), Spencer dan kawan-kawan (1990), Furnham (1990) dan Murphy (1993).
Beberapa pandangan di atas mengindikasikan bahwa kompetensi merupakan karakteristik atau kepribadian (traits) individual yang bersifat permanen yang dapat mempengaruhi kinerja seseorang. Selain traits dari Spencer dan Zwell tersebut, terdapat karakteristik kompetensi lainnya, yaitu berupa motives, self koncept (Spencer, 1993), knowledge, dan skill ( Spencer, 1993; Rothwell and Kazanas, 1993). Menurut review Asropi (2002), berbagai kompetensi tersebut mengandung makna sebagai berikut : Traits merunjuk pada ciri bawaan yang bersifat fisik dan tanggapan yang konsisten terhadap berbagai situasi atau informasi. Motives adalah sesuatu yang selalu dipikirkan atau diinginkan seseorang, yang dapat mengarahkan, mendorong, atau menyebabkan orang melakukan suatu tindakan. Motivasi dapat mengarahkan seseorang untuk menetapkan tindakan-tindakan yang memastikan dirinya mencapai tujuan yang diharapkan (Amstrong, 1990). Self concept adalah sikap, nilai, atau citra yang dimiliki seseorang tentang dirinya sendiri; yang memberikan keyakinan pada seseorang siapa dirinya. Knowledge adalah informasi yang dimilki seseorang dalam suatu bidang tertentu. Skill adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas tertentu, baik mental atau pun fisik
E). Dilihat dari segi Pengetahuan
Pengetahuan
dan praktik dasar-dasar kepemimpinan diperlukan dalam mengarahkan dan memimpin
staf untuk melaksanakan semua aktivitas (tugas-tugas) dalam organisasi, yang
diseimbangkan dengan kompertensi, sistem pendukung organisasi serta pas
(fit) dengan paradigm yang mencerminkan karakteristik lingkungan terkini (yang
cepat sekali berubah) di mana organisasi itu berperan.
Kepemimpinan
adalah perilaku yang dimiliki seorang pemimpin yang menggambarkan kemampuan
unuk mempengaruhi orang lain (staf/anggota organisasi) dalam melaksanakan
aktivitasnya, sehingga tujuan organisasi (share goal) dapat dicapai. Dalam
kondisi lingkungan organisasi saat ini yang sangat cepat berubah maka
dibutuhkan pemimpin yang selalu dapat mengikuti perubahan2
tersebut sebagai bentuk tantangan yang harus diselesaikan untuk mencapai tujuan
bersama (organisasi) tersebut.
Kompetensi
kepemimpinan perlu dikembangkan berdasarkan ilmu dan pengetahuan yang dibangun
untuk dapat selalu mengikuti perubahan lingkungan organisasi.
F). Dilihat
dari segi Pemahaman
Pengertian
tentang arti dan hakekat kepemimpinan sangat penting bagi seorang pemimpin.
Sebab sadar atau tidak sadar, sengaja atau tidak sengaja, kepemimpinan yang
dipraktikkan seorang pemimpin akan diwarnai oleh pemahaman internalnya tentang
arti kepemimpinan itu sendiri.
Menurut
Henry Pratt Fairchild, pemimpin adalah seorang pribadi yang memilki kecakapan
dan kelebihan, khususnya kecakapan/ kelebihan disatu bidang sehingga dia mampu
mempengaruhi orang-orang lain untu bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas
tertentu demi mencapai satu atau beberapa tujuan.
Tetapi
berbeda dengan pendapat yang diberikan Kartini Kartono tentang makna seorang
pemimpin. Menurutnya pemimpin adalah mereka yang memimpin dengan jelas
memprakarsai tingkah laku social dengan mengatur, menunjukan, mengorganisir
atau mengontrol usaha/upaya orang lain, atau melalui prestise, kekuasaan, atau
posisinya. Namun dirnya mendefinisiannya dengan jelas makna seorang pemimpin adalah
pemimpin sebagai pribadi yang meilki kecakapan khusus, dengan atau tanpa
pengakatan resmi dapat mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya, unutk melakukan
sesuatu mencapai sasaran-sasaran tertentu.
G). Dilihat dari segi Ketrampilan
Keterampilan
Kepemimpinan
Ø Technical
skills berarti suatu kemampuan yang dimiliki oleh sorang pemimpin untuk
melaksanakan suatu pekeerjaan. Walaupun seseorang wirausaha merupakan pemimpin
yang dapat menyuruh orang lain mengerjakan sesuatu pekerjaan namun dia harus
mampu melaksanakan pekerjaan yang dilakukan ole karyawanya. Keterampilan
tersebut, misalnya kemammpuan pembukuan keuangan, menngoperasikan computer,
menggunakan beberapa alat sederhana, dan sebagainya.
Ø Human
Skills berarti kemampuan untuk bekerja sama dan membangun tim kerja bersama
orang orang lain..
Ø Conceptual
Skills (Keterampilan Konsep), berarti seorang wirausaha harus mampu berfikir
dan mengungkapkan pemikiranya dalam bentuk model kerangka kerja dan konsep
konsep lain dalam memudahkan pekerjaan.(keterampilan pemimpin_)
H). Dilihat dari segi Pandangan
hidup
Setiap
manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup itu bersifat kodrati karena
ia menentukan masa depanseseorang. Pandangan hidup artinya pendapat atau
pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjukhidup di dunia.
Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan
pengalaman sejarahmenurut waktu dan tempat hidupnya. Dengan demikian pandangan
hidup itu bukanlah timbul seketika atau dalam waktuyang singkat saja, melainkan
melalui proses waktu yang lama dan terus menerus, sehingga hasil pemikiran itu
dapat diujikenyataannya. Hasil pemikiran itu dapat diterima oleh akal, sehingga
diakui kebenarannya. Atas dasar itu manusiamenerima hasil pemikiran itu sebagai
pegangan, pedoman, arahan, atau petunjuk yang disebut pandangan hidup.
Pandangan
hidup berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :
1. Pandangan
hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya
2. Pandangan
hidup yang berupa ideology yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang
terdapat pada suatuNegara.
3. Pandangan
hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
Apabila
pandangan hidup itu diterima oleh sekelompok orang sebagai pendukung suatu
organisasi, maka panandanganhidup itu disebut ideology. Pandangan hidup pada
dasarnya mempunyai unsure-unsur yaitu : cita-cita, kebajikan,
usaha,keyakinan/kepercayaan.
CIta-cita
ialah apa yang diinginkan yang mungkin dapat dicapai dengan usaha atau
perjuangan.
Tujuan
yang hendak dicapai ialah kebajikan, yaitu segala hal yang baik yang membuat
manusia makmur, bahagia, damai,tentram.
Usaha
atau perjuangan adalah kerja keras yang dilandasi keyakinan/kepercayaan.
Keyakinan/kepercayaan diukur dengan kemampuan akal, kemampuan jasmana, dan
kepercayaan kepada Tuhan.
I). Dilihat dari segi Makna Pelayan
Definisi
kepemimpinan pelayanan Kata pelayan dan pemimpin
sering dianggap sesuatu yang berlawanan, bila digabung, maka lahir konsep
kepemimpinan pelayan memberi kerangka kerja yang memampukan banyak individu
untuk dapat memberi bantuan dalam memperbaiki cara memperlakukan pihak lain
yang bekerja diberbagai organisasi. Kepemimpinan pelayan memberi harapan dan
bimbingan demi terciptanya pengembangan manusia di era baru ini. hubungan
antara pencapaian makna hidup dengan kepemimpinan pelayan adalah pada perilaku
pemimpin pada pengikut atau pada organisasi
Ada beberapa pengertian kepemimpinan pelayan, menurut beberapa tokoh administrasi Negara, anata lain :
Ada beberapa pengertian kepemimpinan pelayan, menurut beberapa tokoh administrasi Negara, anata lain :
Menurut
Robert Greenleaf, 1970: kepemimpinan pelayan merupakan model kepemimpinan yang
memperioritaskan pelayanan kepada pihak lain, baik kepada pegawai (anggota)
organisasi, pelangan, maupun masyarakat. Kepemimpinan pelayan ditandai dengan
meningkatnya keinginan melayani pihak lain dengan melakukan pendekatan
menyeluruh pada pekerjaan, komunitas, dan proses pengambilan keputusan yang
melibatkan semua pihak. Esesiensi dari model ini adalah melayani orang lain,
yaitu pelayanan kepada pegawai, pelanggan, dan masyarakat sebagai perioritas
utama. (Sedarmayanti. 2009. Hal, 202).
Sedangkan didalam buku Servant Ledership, kepemimpinan pelayan berawal dari perasaan yang tulus yang timbul dari hati, berkehedak melayani, yaitu menjadi pihak pertama yang melayani. Pilihan bersal dari suara hati, kemudian menghadirkan hasrat ingin menjadi pemimpinperbedaan pelayanan yang diberikan adalah memastikan kebutuhan pihak lain dapat dipenuhi, yaitu menjadikan mereka sebagai orang yang labih dewasa, sehat, bebas, dan otonom, akhirnya menjadi pemimpin berikutnya.
Sedangkan didalam buku Servant Ledership, kepemimpinan pelayan berawal dari perasaan yang tulus yang timbul dari hati, berkehedak melayani, yaitu menjadi pihak pertama yang melayani. Pilihan bersal dari suara hati, kemudian menghadirkan hasrat ingin menjadi pemimpinperbedaan pelayanan yang diberikan adalah memastikan kebutuhan pihak lain dapat dipenuhi, yaitu menjadikan mereka sebagai orang yang labih dewasa, sehat, bebas, dan otonom, akhirnya menjadi pemimpin berikutnya.
Menurut
Hector Ruiz, tugas pemimpin adalah melayani, pemimpin terbaik adalah pelayan
terbaik, kepemimpinan merupakan pendekatan baru. Kepemimpinan pelayan adalah
model kepemimpinan yang mencoba secara simultan meningkatkan pertumbuhan
personal pegawai dan memperbaiki kualitas pelayanan organisasi melalui
kombinasi kerja sama tim dan pengembangan komunitas, keterlibatan personal
dalam proses pembuatan keputusan, serta perilaku peduli dan etis.
(Sedarmayanti. 2009. Hal, 202).
Menurut
Spears, 1995, karakteristik yang membedakan kepemimpinan pelayan dengan
kepemimpinan yang lain adalah keinginan untuk melayani hadir sebelum adanya
keinginan untuk memipin. (Sedarmayanti. 2009.203).
Konsep
kepemimpinan pelayan adalah konsep yang mengubah pendekatan kepemimpinan secara
revolusioner dan pribadi, konsep ini bukan perbaikan serba cepat atas dasar
persoalan yang dihadapi pemimpin. Kepemimpinan pelayan mengguanakan pendekatan
mendasar dan bersifat jangka panjang. Tujuan utama kepemimpinan pelayan
adalah melayani dan memenuhi kebutuhan pihak lain, yang secara optimal
seharusnya menjadi motivasi utama kepemimpinan. (Sedarmayanti. 2009. Hal 203).
Model
Perilaku dan Fokus Utama Pemimpin Pelayan
Pengembangan pegawai
Tindakan pemimpin
secara aktif dan terus-menerus mengembangkan pegawai/ anggota organisasi akan
menciptakan kepuasan kerja dan meningkatkatnya kemitmen organisasi, selain
membuat visi bersama dan deskripsi pekerjaan berbasis pekerjaannya secara
signifikan. Penciptaan
Nilai Tambah bagi Pelanggan Pegawai yang tingkat kepuasan dan komitmennya tinggi
terhadap pekerjaan dan organisasi serta memiliki performansi kerja baik,
otomatis terus berusaha melayani pelanggan dengan segenap hati.Terciptanya
Kepuasan Pelanggan Nilai tambah yang diberikan organisasi melalui pegawai
kepada pelanggan membuat pelanggan puas akan produk/ jasa yang mereka beli.
Kepuasan yang dihasilkan dan tercipta dalam berbagai kesempatan akan membuat
pegawai loyal dank omit pada organisasi.
Keberhasilan
Organisasi berkesinambungan Proses keberhasilan untuk
meningkatkan pendapatan dan keuntungan organisasi akan terjadi terus-menerus,
dan diperkuat, sehingga mengakibatkan keberhasilan abadi. (Sedarmayanti. 2009.
Hal. 204).
Karakteristik
Pemimpin Pelayan Menurut Larry Spears, 1995, antara lain:
-
Mendengarkan
-
Empati
-
Menyembuhkan
-
Kesadaran diri
-
Persuasif
-
Konseptualisasi
-
Kemampuan melihat masa depan (memiliki visi)
-
Kemapuan melayani
-
Kemitmen pada pertumbuhan individu
-
Membangun komunitas (Sedarmayanti. 2009. Hal. 206-207).
Sedangkan Menurut Jim Laub, 1999, antara lain
:
-
Menghargai orang lain
-
Mengembangkan orang lain
-
Mengambangkan komunitas
-
Memperlihatkan autensitas
-
Memberikan kepemimpinan
Berbagi kepemimpinan.
Model dan Karakteristik
Pemimpin Pelayan Menurut Kathlen Patterson, 2003
Cinta kasih
Pemimpin melakukan
sesuatu yang baik dengan alasan benar pada saat tepat
Rendah ahti Kemampuan menjaga keseimbangan anatara kemapuana yang dimiliki dan kesadaran bahwa apa yang telah dicapai pemimpin dapat terjadi karena kemampuan dan sumbangsih pengikut, bukan karena diri sendiri Altruisme Tindakan membantu orang lain secara tulus Memiliki visi Pemimpin membangun visi organisasi melalui visi pengikut secara agregasi Rasa percaya Pengikut percaya bahwa bekerja di organisasi dengan pemimpin pelayan akan mengarah pada tercapainya visi pengikut. Memberdayakan pihak lain
Mempercayakan kekuasaan kepada pihak lain, kemudian menyatakannya. Membuat setiap pengikut merasa berarti, penting dalam organisasi dan pekerjaannya, menekankan pada kerja sama tim, menghargai kasih dan persamaan Melayani Pelayanan harus menjadi fungsi utama kepemimpinan, bukan berdasar kepentingan diri tetapi lebih pada kepentingan orang lain. (Sedarmayanti. 2009. Hal. 208-209).
Rendah ahti Kemampuan menjaga keseimbangan anatara kemapuana yang dimiliki dan kesadaran bahwa apa yang telah dicapai pemimpin dapat terjadi karena kemampuan dan sumbangsih pengikut, bukan karena diri sendiri Altruisme Tindakan membantu orang lain secara tulus Memiliki visi Pemimpin membangun visi organisasi melalui visi pengikut secara agregasi Rasa percaya Pengikut percaya bahwa bekerja di organisasi dengan pemimpin pelayan akan mengarah pada tercapainya visi pengikut. Memberdayakan pihak lain
Mempercayakan kekuasaan kepada pihak lain, kemudian menyatakannya. Membuat setiap pengikut merasa berarti, penting dalam organisasi dan pekerjaannya, menekankan pada kerja sama tim, menghargai kasih dan persamaan Melayani Pelayanan harus menjadi fungsi utama kepemimpinan, bukan berdasar kepentingan diri tetapi lebih pada kepentingan orang lain. (Sedarmayanti. 2009. Hal. 208-209).
Hotels near the Seminole Hard Rock Hotel & Casino, Florida
BalasHapusHotels 1 - 12 of 65 — Looking for hotels near Seminole 룰렛 돌리기 Hard Rock Hotel & 광명 출장안마 Casino, Florida? Choose from 군포 출장안마 9 hotels within a 15 minute 진주 출장마사지 walk. 의정부 출장샵